Pupuk Kujang: Stok Pupuk Musim Rendeng 2016/2017 Dijamin Aman

By Admin

Stok Pupuk Kujang (ilustrasi) 

nusakini.com - Memasuki musim tanam rendeng 2016/2017, PT Pupuk Kujang menjamin stok pupuk aman. Karenanya, para petani diminta tak perlu khawatir mengenai ketersediaan pupuk untuk lahan mereka.

  "Pupuk banyak. Petani jangan panic buying," ujar Manajer Humas PT Pupuk Kujang, Ade Cahya Kurniawan, saat meninjau gudang pupuk di Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Kamis (3/11/2016). 

Untuk wilayah Kabupaten Indramayu, stok pupuk urea yang ada saat ini mencapai 9.569,55 ton. Sedangkan kebutuhan pupuk urea bersubsidi untuk dua minggu ke depan hanya 2.567,42 ton. Itu berarti, ada surplus sebesar 7.002,13 ton atau 372,7 persen.

  Selain pupuk urea, stok pupuk NPK dan pupuk organik juga cukup. Untuk pupuk NPK, saat ini tersedia 1.161,6 ton dan pupuk organik mencapai 473,18 ton. Tak hanya untuk Indramayu, ketersediaan pupuk juga aman untuk daerah lainnya di Jabar dan Banten yang menjadi wilayah tanggung jawab Pupuk Kujang.  

  Pada akhir Oktober 2016, total stok pupuk urea bersubsidi di gudang lini II produsen dan gudang lini III distributor mencapai 193.927,24 ton atau 792,26 persen. Sedangkan kebutuhan pupuk urea bersubsidi hingga dua minggu ke depan hanya 24.477,87 ton. 

  Dikatakan Ade, dengan kepastian stok pupuk tersebut, maka diharapkan tidak ada lagi keluhan petani yang sulit mendapat pupuk di lapangan. Apalagi, sesuai mekanisme penyaluran yang baru, distributor diharuskan tetap menebus meski petani belum menggunakannya. 

  Ade menambahkan, serapan pupuk akan tinggi pada saat musim tanam Oktober – Maret. Sedangkan puncak pemakaian pupuk oleh petani diperkirakan terjadi pada Desember 2016 mendatang. 

  Untuk harga eceran tertinggi (HET) pupuk, Ade menyebutkan, pupuk urea sebesar Rp 1.800 per kilogram (kg), NPK Rp 2.300 per kg dan pupuk organik Rp 500 per kg. Namun, HET itu berlaku dengan sejumlah syarat. Di antaranya, pembelian di kios resmi, ambil di tempat dan belinya satu karung (bukan eceran), dibayar tunai dan tidak digabung dengan paket pupuk lainnya. 

  Wakil Ketua KTNA Kabupaten Indramayu, Sutatang menyebutkan, petani di sejumlah daerah yang melakukan tanam gadu 2016 lebih awal memang memilih melakukan tanam gadu II atau tanam ketiga seperti di Kecamatan Bangodua, Tukdana dan Sukagumiwang. Hal itu dipicu banyaknya air sepanjang 2016 ini akibat pengaruh fenomena La Nina. "Petani lainnya banyak memilih langsung melakukan tanam rendeng pada Oktober dan November ini," katanya.(p/mk)